The Startup Triangle, 3 Orang Yang Dibutuhkan Untuk Membangun Startup Yang Sukses Oleh @Tyovan

Editor’s Note: Artikel ini ditulis oleh Tyovan Ari WidagdoMahasiswa tingkat semester akhir Binus University ini merupakan CEO Vemobo dan Country Manager dari Dolphin Browser. Tyovan aktif dalam mengkampanyekan youngpreneurship kepada generasi muda di Indonesia melalui berbagai kegiatan seminar dan penulisan.
startup triangle
Membangun sebuah startup (perusahaan rintisan) tidak semudah yang dibayangkan, ada banyak hal yang akan kalian hadapi kedepan. Startup yang kuat juga harus memiliki tim yang kuat dan mau berkerja bersama untuk mencapai tujuan startup tersebut.
Kamu bisa memulai membangun startup tanpa tim, ya kamu bisa mengusahakan semuanya sendiri dan bekerja keras untuk mewujudkan startupmu ini sebagai single fighter. Tapi ingat, bekerja membangun startup sendirian sebagai single fighter itu berat sekali.
Saya memulai Vemobo saat masih kelas 1 SMA, saat itu produk pertama yang saya bikin berupa portal informasi untuk kota Wonosobo bernama ewonosobo.com. Pada saat awal membangun portal tersebut saya melakukan segalanya sendirian. Menyiapkan mesin CMS, membuat design website, membuat content, melengkapi data, marketing, cari iklan, PR dan sebagainya saya lakukan sendiri.
Pada saat itu saya belum berpikiran untuk membentuk sebuah tim, saya ingin melakukan semua sendiri, dan tahukah apa yang saya alami saat itu ? ya saya berkerja bagaikan robot, saya menghabiskan waktu hampir 24 jam untuk startup saya tersebut, pada saat itu saya hanya tidur sehari maksimal 3 jam. Konsekuensi saya yang lain yaitu saya harus rela menjadi murid terdepan untuk mendapat teguran dari guru-guru saya waktu itu karena nilai-nilai mata pelajaran saya yang sangat jeblok, ya saya adalah murid dengan ranking nomor 2 dari bawah.
Saya hampir tak punya waktu untuk bermain saat itu, tidur pagi, berangkat sekolah selalu telat, pulang sekolah harus buka komputer sampai larut, tidur pagi, dan berangkat sekolah telat lagi. Itulah keseharian saya dulu.
Saya tidak kebayang beratnya hidup saya pada saat itu. Itu semua karena saya memulai semuanya sendirian, tanpa tim!
Nah saya selalu bilang ke teman-teman dikampus agar membuat tim terlebih dahulu jika ingin membangun sebuah startup yang kuat, bukan berarti sendirian tidak bisa membangun startup yang kuat, tetapi dengan tim kamu bakalan lebih ringan dalam mengerjakan segalanya.
Saya setuju dengan konsep dari Michael Thomas bahwa ada 3 hal yang harus diperhatikan jika kamu ingin membangun tim untuk startup kamu.
3 Hal yang disebut sebagai The Startup Triangle Team ini adalah :

1. Hustler

Hustler merupakan istilah bagi orang dalam sebuah startup yang memiliki tanggung jawab untuk pengembangan bisnis. Jangan identikan startup sebagai membangun sebuah teknologi baru yang keren sehingga kamu hanya akan fokus kepada teknologi. Membangun sebuah startup harus memilki landasan bisnis yang kuat.
Landasan bisnis yang kuat akan membuat startup kamu bertumbuh dan cepat dalam mencapai visi misi yang telah ditetapkan. Fokuslah kepada market dan seorang hustler harus mengetahui apa yang diinginkan oleh market (pasar / calon customer kita).
Saat memulai membangun startup, hustler harus fokus pada hal-hal berikut :
Customer Development
Hustler harus bertemu dan berbicara langsung dengan calon customer, bicaralah kepada mereka dan tanyakan apakah mereka betul-betul butuh dengan solusi yang kalian buat. Apakah mereka mau membeli atau memakai apa yang kalian ciptakan. Bicaralah kepada banyak orang setiap hari, dan dengarkan masukan-masukan dari calon customermu itu.
Product Management
Tanyakan kepada calon customermu, fitur-fitur apa saja yang mereka inginkan, taruh masukan dari customer tersebut kedalam product roadmap untuk membangun fitur produk startupmu.
Selling
Setelah melakukan customer development, saatnya untuk berjualan! ya jualah jasa atau produk startupmu kepada calon customer potensialmu. Jika kamu bikin produk yang berbasis consumer, mulailah fokus dalam mencari investor untuk fundraising, jual idemu dan tawarkan kerjasama kepada calon investor.
Blogging
Belajarlah menulis, tulislah semua masalah melalui blog startupmu tentang apa yang sedang terjadi saat ini, dan dengan kehadiran startupmu apa solusi yang bisa dibawa. Selain blog, maksimalkan penggunaan sosial media untuk membangun channel startupmu. Beberapa hal tersebut akan membuat brand atau citra startupmu memiliki value dimata customer atau orang lain.
Recruiting
Saat startupmu mulai tumbuh, fokuskan pada membangun SDM yang kuat, carilah SDM yang memiliki kemampuan dalam skill yang kamu butuhkan, pastikan dia memiliki passion dan kemauan untuk belajar. Carilah orang yang bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan dan perubahan.

2. Hipster

Hipster adalah istilah lain dari designer, dalam mengawali startup kamu juga harus memiliki orang yang mengerti tentang design, mengerti tentang bagaimana mencitrakan perusahaanmu sebagai sebuah brand yang keren. Sejatinya manusia itu lebih tertarik dengan sesuatu yang bersifat visual.
Hipster harus memiliki pengetahuan dalam membuat sesuatu agar tampak keren, dia juga harus bisa menerjemahkan keinginan user kedalam sebuah user experience produk startupmu.
Hal-hal yang harus diperhatikan hipster saat memulai adalah:
Buatlah Landing Page
Penting bagi startup saat mengawali membangun produk juga harus membuat sebuah landing page. Untuk apa ? landing page bisa berguna untuk memvalidasi ide, menerangkan apa yang sedang kalian lakukan, meng-grab calon customer potensial yang tertarik dengan produk startupmu.
Landing page yang dibuat haruslah memiliki product description, beautiful image atau screenshot, pricing, link social media atau blog, dan yang paling penting adalah form registrasi untuk mendapatkan data nama dan email customer.
Product Desain
Hipster harus berkerja bersama dengan hustler untuk menentukan dan mendesain fitur-fitur apa saja yang ingin diberikan kepada customer, buatlah mockup atau wirefrime menggunakan tool-tool seperti Balsamiq, Invision, JustInMind, KeyNote atau OmniGraffle.
Design Testing
Untuk melakukan testing, pasanglah mockup-mockup tersebut pada landing page yang telah dibuat, ajaklah hustler untuk menemui calon customer dan terangkan kepada mereka mengenai bentuk produk yang akan kalian tawarkan, mintalah input dari mereka.
Branding
Hal tak kalah penting adalah menentukan nama brand startupmu dan buatlah logonya. Selain itu buatlah desain-desain lain yang akan mendukung pencitraan startup kamu.
Technical
Jika tim hipster mu tidak mengerti hal-hal teknis, nah sekarang saatnya untuk belajar frontend Technical seperti HTML, Javascript, JSON, Ajax dll. Hal ini penting agar desain produk yang kamu buat juga bisa di convert dalam bentuk yang siap di olah oleh programmer.

3. Hacker

Tim terakhir yang harus ada saat memulai startup yaitu Hacker! ya dialah yang akan bertanggung jawab dalam hal teknologi. Hacker haruslah orang yang sangat cinta dengan dunia programming, selalu update dengan teknologi-teknologi terbaru, dan yah carilah hacker yang bisa diajak untuk berkomunikasi dengan mudah.
Terkadang sebuah startup memiliki talent yang hebat dalam hal teknologi, tetapi acapkali sulit untuk diajak kerjasama dalam membangun produk. Sekali lagi, carilah hacker yang mau dan memiliki tekad kuat untuk bertumbuh dengan startup yang sedang kalian rintis. Fokus utama hacker adalah pada produk, produk dan produk

sumber : startupbisnis

Written by

De Thera, atau yang biasa disapa thea , saya seorang entrepreneur dan pelajar, Young Entrepreneur dan kreative business adalah minat saya , saya harap anda menyukai blog saya .. good luck dear :*

0 komentar:

Post a Comment

 

© 2013 IdeNona. All rights resevered. Designed by IDENONA

Back To Top